Rabu, 02 November 2016

Cloud Bread, Film Animasi Aneh yang Keren

Salah satu film yang ditonton anak saya adalah Cloud Bread. Awalnya sih saya merasa aneh karena gambarnya tidak biasa. Karakter di dalam film adalah binatang yang terbuat dari kardus yang diwarnai krayon. Sementara gambar latarnya biasa saja seperti kartun pada umumnya. Duh, saya ga ngerti istilah animasi. Saya hanya bisa mendeskripsikan semampu saya. Maafkan kalau tak paham.  

Yang membuat aneh bagi saya adalah suaranya. Film ini berasal dari Korea. Meski saya bukan pecinta drama Korea yang bertaburan di televisi nasional sejak beberapa tahun lalu, tapi saya tahulah bagaimana logat bicara mereka yang khas. Nah kartun yang ditayangkan di RTV ini disulihsuarakan ke dalam Bahasa Indonesia namun logat bicaranya tidak seperti orang Indonesia. Barangkali ingin mendekati logat Korea yang meliuk-liuk di akhir kata. Agak gatal telinga saya mendengarnya hehehe.  

Keanehan berikutnya adalah roti awan yang jadi judul film. Karakter utama di film adalah kakak beradik kucing bernama Hong Shi dan Hong Bi. Mereka selalu membawa bekal roti awan buatan ibu. Ketika ada permasalahan yang membutuhkan kecepatan gerak, mereka akan memakan roti itu dan tubuh mereka jadi ringan lalu mereka pun  terbang. Hahahaha. Untungnya si pembuat cerita tidak selalu menggunakan roti awan dalam setiap episodenya.  

Tapi meski aneh, saya suka. Cerita yang dikisahkan sangat sederhana namun penuh makna. Di antaranya yang saya ingat adalah ketika Hong Bi tanpa sengaja memecahkan pot bunga ibu guru.
Ia merasa ibu guru marah padanya. Ia ingin menebus kesalahannya namun tidak tahu bagaimana caranya. 

Hong Bi kemudian berupaya menyenangkan ibu guru. ia membawa bunga yang potnya ia pecahkan ke taman sekolah. di sana ia tanam bunga tersebut. tapi lagi-lagi hong bi teledor. ia menyiram rok ibu guru saat menyiram bunga. ia semakin kecewa pada dirinya. iapun mengasingkan diri.

Ibu guru yang melihat Hong Bi bersedih, meminta ia berjalan ke suatu tempat. Sesampainya di tempat itu, Hong Bi diminta membacakan surat kepada siapapun yang ia temui di sana. Meskipun merasa janggal perintah tersebut, Hong Bi melaksanakannya. Ketika ia sampai, ternyata ia bertemu cermin besar. Hong Bi menyadari jika ibu guru begitu perhatian padanya. Iapun membacakan surat yang ditulis ibu guru. Isinya kalimat motivasi yang menenangkannya.  

Episode lain yang saya suka adalah Senin kemarin ketika ibu guru meminta siswanya membacakan buku cerita di depan kelas. Siswa pertama membacakan cerita Jack dan Kacang Ajaib. Ia mengisahkan tentang petani miskin bernama Jack yang menukarkan uang terakhirnya dengan benih kacang. Benih itu tumbuh tinggi hingga ke awan. Jack menaiki pohon dan sampai di kastil raksasa. Ia masuk ke dalam kastil dan mendapati raksasa tidur. Di sisi tempat tidur terdapat ayam bertelur emas dan harpa. Jack mengambilnya namun raksasa terbangun dan mengejarnya. Jack segera berlari dan menuruni pohon. Sesampainya di darat, ia menebang pohon lalu menjadi kaya raya dengan ayam dan harpa. (kisah aslinya bisa dibaca di sini)  

Siswa ke dua membacakan dongeng Kucing Bersepatu Bot. Seekor kucing memiliki majikan yang miskin namun jatuh cinta pada seorang puteri. Kucing itu meminta majikannya menyediakan sepasang sepatu bot dan dengannya ia akan membantu si majikan menjadi kaya.

Setelah memakai sepatu bot, kucing mendatangi kastil raksasa. Ia meminta raksasa memperlihatkan kemampuan sihirnya dengan mengubah raksasa menjadi tikus. Begitu raksasa berubah menjadi tikus, si kucing melahapnya. Iapun mengajak majikannya ke kastil raksasa. Mereka kaya raya dan majikannya hidup bahagia bersama puteri. (kisah aslinya dapat dibaca di sini)  

Di antara siswa, ada seekor kucing bertubuh besar. Ia mempertanyakan dongeng-dongeng tersebut. "Mengapa raksasa selalu jahat? Padahal tubuh besar tak berarti jahat." Ia juga heran karena raksasa-raksasa dalam dua cerita tersebut tak berbuat apa-apa tapi dianggap jahat dan dimatikan.  

Pertanyaan ini membuat siswa berdiskusi. Diskusinya kurang lebih seperti ini dalam ingatan bebas saya:

"Kalau aku jadi raksasa, aku akan menelepon polisi karena ayam dan harpaku dicuri Jack."
"Iya, lalu polisi akan mendatangi Jack dan bertanya apakah ia mengambil milik raksasa."
"Jack akan mengembalikan ayam dan harpa lalu meminta maaf kepada raksasa."
"Tapi Jack akan kembali miskin."
"Kenapa tidak dia jual saja kacangnya? Raksasa membantu Jack memetik kacang."
"Iya benar!"  

Kemudian beralih pada diskusi cerita ke dua.
"Kalau aku jadi kucing bersepatu bot, aku akan meminta tolong pada raksasa."
"Meminta tolong?"
"Iya, aku akan berterus terang kalau majikanku miskin dan ingin meminjam kastil raksasa supaya bisa mendekati tuan putri."
"Iya, raksasa akan meminjamkannya."
"Kenapa tidak berkata jujur saja pada tuan puteri?"
"Benar juga! Tuan puteri pasti senang ada yang berkata jujur padanya."

Gimana, keren kan? Kisahnya sederhana dan cerita berkembang sesuai dengan pola pikir anak-anak. Polos dan memasukkan nasehat umum yang sering diperoleh anak-anak; harus jujur, tidak mengambil milik orang lain, menolong orang lain.
Guru dalam cerita tersebut hanya mengamati diskusi mereka. Jadi, pesan yang disampaikan tidak meminjam mulut orang dewasa.

Buat yang penasaran, bisa menyaksikannya di kanal RTV. Tapi saya juga menemukan banyak di You Tube :)

gambar diambil dari sini: Cloud Bread

Minggu, 23 Oktober 2016

Cinema World, Jendela Wajah Dunia

Tahun 2016 sudah sampai di bulan ke-10 dan saya masih belum menuliskan apa-apa di blog ini? Waduh!

Sudah lama tidak menulis ternyata bikin canggung ya! Bingung mau nulis apa dan bagaimana menuliskannya. Hehe..

Oke, kali ini saya mau sedikit bercerita tentang menonton film di rumah. Saya bukan movie freak tapi suka nonton kalau memang lagi ingin nonton. Karenanya, saya tak pernah mengejar-ngejar film terbaru. Santai saja.

Kami menggunakan televisi berlangganan. Salah satu kanalnya adalah Cinema World. Saya suka sekali kanal ini. Awalnya, saya merasa aneh menonton film di kanal ini. Bagaimanapun, saya terbiasa menyaksikan film produksi Hollywood. Begitu menonton film di Cinema World tentunya harus membiasakan diri dulu. Selain bahasa yang beraneka ragam di telinga, kualitas gambar dan cerita yang disajikan juga berwarna.

Lama-lama saya menyukainya. Saya tak perlu repot memahami dialog karena toh ada subtitle Bahasa Indonesia hehe. Dan tentu saja ini kan film; jadi akting para aktor dan aktris memengaruhi walau penonton bukanlah pengguna bahasa mereka. Iya dong..

Menyaksikan film dari berbagai negara meyakinkan saya bahwa manusia di mana pun ya sama saja. Permasalahan pun kurang lebih sama. Kebanyakan yang saya tonton adalah film drama. Permasalahan yang diangkat tentunya seputar human interest. Cinta, persahabatan, komitmen, tanggung jawab, pengkhianatan, keserakahan; semuanya tak asing, bukan?

Film-film yang ditayangkan sebagian besar pernah mendapatkan penghargaan berbagai ajang festival film. Dan atau film-film box office di negaranya. Asik kan?

Beberapa film yang saya suka di antaranya, Rock The Casbah dari Maroko, Metro Manila dari Filipina, Das Leben Der Anderen dari Jerman, La Playa de Los Ahogados dari Spanyol, Lobos Sucios dari Spanyol, Besser als Du dari Jerman, dan lainnya yang saya lupa judulnya dan agak repot kalau harus googling satu-satu hehe. Film-film yang ditayangkan juga relatif baru. Setidaknya tidak sampai 10 tahun ke belakang. Ya buat saya sih segitu masih lumayan lah.

Mau tahu seperti apa film-film ini? Berikut cuplikannya yang saya ambil dari Youtube:








Sayangnya, saya belum pernah menonton film Indonesia di kanal ini. Padahal film-film Indonsia juga banyak yang bagus dan layak disaksikan penonton di seluruh dunia. Kita tunggu saja :)