Saya telat membaca lomba #beranilebih. Sampai tanggal 30 April 2015, saya masih bingung harus lebih berani untuk apa. Eh, begitu saya mau menyerah, ada pengumuman kalau lomba ini diperpanjang. Yeay! Masih ada kesempatan untuk menentukan apa yang saya pilih untuk #beranilebih.
Dari sekian banyak problema yang saya hadapi, (duh kesannya saya orang yang bermasalah ya? Hahaha.. Ga segitunya sih..) ada satu hal yang harus saya gapai dengan keberanian lebih.
Selama ini saya merasa baik-baik saja membiarkan anak saya, Faiz (5 tahun), berlama-lama menonton televisi tanpa pendampingan. Sampai kemudian saya merasa kok anak saya ini jadi menyebalkan. Setiap kali hendak tidur siang dan malam, ia jadi rewel dan menyakiti saya. Dia menendang dan memukuli saya. Ada apa sebenarnya?
Katanya, anak adalah peniru ulung. Apa yang dilihat, itulah yang ditiru. Sementara saya dan suami tidak memukuli apalagi menendanginya. Jadi, siapa yang dia tiru?
Saya membaca artikel ternyata anak saya meniru adegan di televisi. Meski hanya sekilas, memori adegan perkelahian akan menempel di dalam otaknya. Saya membuat putusan. Saya harus membatasi anak saya berteman dengan televisi dan gadget. Permainan yang ia mainkan di ponsel atau laptop pun harus saya pilih benar.
Awalnya dia protes tapi saya berkeras hati. Alhamdulillah sudah menuai hasil. Anak saya sudah tidak lagi menendang dan memukuli saya tiap kali hendak tidur. Ia jauh lebih tenang dan lebih mudah tertidur. Sebelumnya, saya harus berdebat panjang menyuruhnya istirahat.
Rupanya memang benar. Anak-anak seusianya lebih membutuhkan aktivitas fisik dan mengoptimalkan kinerja otaknya. Kegiatan bermain bola, balap mobil-mobilan, menyusun puzzle, tebak-tebakan, bongkar pasang balok dan lego, membentuk plastisin cukup membuat anak saya senang, kreatif, dan capek. Akhirnya ia jadi mudah diajak tidur dan otaknya berkembang, imajinasnya luar biasa, dan badannya sehat.
Saya memang tidak menyetopnya menonton dan bermain gadget. Hanya saja membatasinya. Kemarin-kemarin aturan tersebut sempat longgar. Akibatnya, anak saya kembali menyebalkan, berteriak-teriak tak menentu dan bertingkah tak menyenangkan.
Saya teledor. Karenanya, saya harus #beranilebih kuat hati dan konsisten menjalankan aturan itu kembali. Karena saya ingin Faiz tumbuh berkembang menjadi anak sehat, kreatif, nan ceria.
Twitter: @rima_ria
Facebook: Rima Ria Lestari
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus